Fast Track: Perjuangan di Negeri Eiffel (Bag II)

Pengantar

Halo, Salut, Hola,

Akhirnya niat menulisku muncul kembali setelah beberapa waktu tidak kunjung tiba. Entah kemana dia selama ini, yang jelas datang lagi. Kali ini, Ingin kuteruskan ceritaku di tulisan yang lalu tentang perjalanan hidup kami, Fast Tracker, di negeri Eiffel.

Tak terasa, kami sudah enam bulan disini. Dimulai dari keberangkatan di Bandara Juanda Surabaya hingga ke kota tempat studi kami dihelat. Dilanjutkan dengan proses perkuliahan yang berbeda mulai dari bahasa, materi kuliah, budaya, lingkungan, transportasi dan sebagainya. Lille, Brest, Le Havre, Paris, Strasbourg, La Rochelle, Toulouse, Lyon, Grenoble dan Marseille akan menjadi kota – kota Prancis yang akan bermakna tersendiri bagi lembaran sejarah hidup kami.

Backpacking Jilid III – Italia, Grazie Mille

  “After all to the well organized mind, death is but the next great adventure.”

-Albus Dumbledore (a.k.a JK Rowling)-

Seperti cerita sebelumnya, serpihan mozaik hidupku telah kutemukan di beberapa tempat yang tak pernah kubayangkan. Kali ini ingin kutuliskan mengenai perjalananku di sebuah negeri besar yang terletak di utara laut mediterania yang hangat. Sebuah negeri yang pernah menjadi saksi kedigdayaan Bangsa Romawi yang agung, tempat berkecamuknya paham fasisme hingga negeri raksasa sepakbola dengan para pemainnya yang dikagumi kaum hawa. Negeri itu bernama Italia, kawan.

Fast Track: Secuil Asa dari Kota Pahlawan sampai Negeri Napoleon (Bag I)

Hidup dan nasib bisa tampak berantakan, misterius, fantastis dan sporadis namun setiap elemennya adalah subsistem keteraturan dari sebuah desain holistik yang sempurna. Menerima kehidupan berarti menerima kenyataan bahwa tidak ada hal sekecil apa pun yang terjadi karena kebetulan

-Harun Yahya-

Salut kawan,

Hari ini, aku ingin menuliskan kembali serpihan mozaik hidupku. Semangat untuk menulis ini muncul setelah aku membaca ucapan Harun Yahya itu yang ditulis oleh seorang kawan di jejaring sosial. Kutipan ini begitu bermakna bagiku karena selain artinya yang mendalam, kutipan ini juga pernah aku baca di novel karangan penulis yang sangat kukagumi, Bang Andrea Hirata.

Grenoble vous souhaite la bienvenue

Sebuah video yang selalu kulihat hampir setiap hari selama setahun terakhir ini..

Video yg selalu menyemangati ketika malas untuk berangkat pergi les bahasa prancis..

Yang menjadi penawar kebimbangan dan kebuntuan TA..

Dan yang selalu mengingatkanku akan kota kecil yang sangat indah ini di saat tugas – tugas kuliah yang menggila..

Kata “Habibi” dan Paradoks Pangan

Bagiku, sebuah pengalaman merupakan serpihan mozaik kehidupan. Jika mozaik – mozaik itu berkumpul dan semakin banyak, akan lahir sebuah mahakarya abadi berupa pribadi tangguh dan bijak. Ya meskipun aku belum termasuk kategori itu, setidaknya aku sedang berjalan ke arahnya.Karena giringan takdir dan keberuntungan, beberapa diantaranya tidak sengaja kuukir di Prancis.

Cukup kukatakan bahwa aku menemukan beberapa hal menarik di negeri napoleon ini. Hal – hal ini khususnya terjadi  di kota tempatku belajar, Grenoble. Untuk kesempatan kali ini, ingin kuceritakan kepadamu tentang pengalaman unik mengenai arti namaku dan bantuan pangan.

Backpacking – Jilid 1 [Lausanne, Geneva, Annecy, Lyon]

Pengantar

Oke, ini adalah mozaik lain dari hidupku kawan. Aku sendiri tak pernah menyangka bahwa aku akan mengukir pengalamanku di kota – kota indah ini. Dengan ditemani kang Rifan yang luar biasa, aku memulai pengalaman pertamaku menjadi seorang backpacker.

Aku menganggap kami melakukan backpacking karena kami bermalam di stasiun kereta dalam rangka menekan biaya. Selain itu, total biaya yang kami perlukan lebih murah dari pada biaya kereta PP Grenoble – Paris (informasi didasarkan pada pengalaman kawan kami).

Sebelum memulai inti tulisan ini, aku ingin menceritakan sedikit tentang Mas Rifan. Penerima beasiswa Erasmus Mundus ini adalah seorang ilmuwan muda yang luar biasa dengan segudang pengalaman dan humor yang super jenaka 😀
Cita – citanya menjadi seorang peraih nobel di bidangnya dan menjadi Profesor Emeritus dibidang Backpacking Engineering :p

Proposal TA membawa berkah – Jilid 2

Oke, disambung ceritanya kawan.
Tak bisa dielakkan bahwa tanggal 13 – 14 Juni 2012 adalah episode unik dalam hidupku. Kejadian – kejadiannya akan selalu kukenang 🙂

13 Juni, kami telah menginjakkan kaki di kota yang dijuluki sebagai Parijs van Java. Di siang hari, kami menyempatkan diri ke Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesai (LIPI) Bandung untuk berdiskusi serta meminta data dalam rangka pengembangan TA ini. Setelah itu, kami pun rehat sejenak di “penginapan” untuk melemaskan otot – otot kami. Sekedar info saja kawan, kami nyasar dalam perjalanan kami dari LIPI ke “penginapan”. Selepas turun dari angkot, kami jalan kaki melewati gang – gang sempit hingga tembus di tengah – tengah kuburan!!

Proposal TA membawa berkah – Jilid 1

Kawan, ini adalah mozaik kehidupanku lainnya. Kali ini, aku ditakdirkan untuk menghirup segarnya udara kota Bandung. Aku ditemani oleh kawanku (sebut saja namanya ito :p) untuk mengikuti kompetisi di Universitas Padjadjaran (UnPad), Bandung. Kompetisi ini bernama Research Grant for Management Studies (RGMS) 2012 yang diadakan oleh Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Padjadjaran.

Gaya dulu boleh lahhh 🙂

Cerita kami di awali ketika iseng – iseng mencari info lomba lewat internet. Aku menemukan info mengenai RGMS ini. RGMS merupakan kompetisi unik karena melombakan PROPOSAL penelitian. Jadi, penelitiannya masih akan atau sedang dilakukan oleh si peneliti.

Langsung saja niat untuk ikut lomba timbul. Secara, kami habis seminar tugas akhir (TA). Kami membentuk tim dan sepakat untuk mengirimkan proposal TA-ku, dengan penyesuaian berdasarkan ketentuan dan kriteria panitia tentunya. Tim kami bernama l’étudiant (bahasa prancis: mahasiswa). Nama ini timbul karena kami berdua adalah sama2 mahasiswa.

Grenoble, Attend-moi

3B : Bisnis Bunga Belanda

Bunga melambangkan berbagai ungkapan. Mulai rasa cinta hingga belasungkawa [1]. Tidak mengherankan jika bunga memiliki banyak penggemar.  Bahkan, beberapa negara menjadikan bunga sebagai ciri khasnya. Sebagai contoh Jepang. Negeri para samurai ini terkenal dengan sebutan negeri bunga sakura.